Sabun: Pengertian, Sejarah, Kandungan Bahan, Jenis Sabun

Sabun mandi cari ataupun batang punya karakteristik/sifat berbeda karena perbedaan bahan dasar pembuatan sabun. Saat ini, ada banyak jenis sabun di pasaran, baik karena fungsi estetis atau komponen uniknya. Misalnya saja sabun cuci piring dan sabun kolagen HPAI.

Apa itu Sabun?

Sabun: Sejarah, Bahan Pembuatan, Jenis & Sifat Sabun Lengkap

Sejarah sabun telah cukup panjang dalam manusia sebagai pembersih (washer and cleaner). Bahan dasar pembuatan sabun berasal dari berbagai komponen. Mulai dari yang alami hingga berbahan dasar kimiawi.

Jenis-jenis sabun pun berbeda-beda tergantung dengan karakteristik dan penggunaannya. Ada sabun yang berbentuk padat, cair, maupun gel. Sabun yang digunakan untuk mandi pun sudah pasti berbeda dengan sabun cuci. Agar anda lebih memahami seluk beluk tentang sabun, kali ini Jasa Maklon Kosmetik dari PT Adev Natural Indonesia akan membahasnya.

Sejarah Sabun

Sejarah sabun
Sejarah sabun sejak sebelum masehi

Sabun mengalami perkembangan terus-menerus seiring zaman. Dimulai dari sabun yang diciptakan dari lemak hewan hingga manusia menyadari bahwa alam menyediakan bahan baku sabun yang sangat banyak. Yuk, simak pembahasan mengenai sejarah sabun dilansir dari adevnatural.com.

Sejarah Sabun Sebelum Masehi

Pada tahun-tahun sebelum masehi, sabun belum berbentuk seperti saat ini. Jenis-jenis sabun pun belum bervariasi karena bahan-bahan pembuatannya masih terbatas. Oleh karena itu, orang-orang pada masa itu menggunakan bahan yang mudah untuk mereka temukan. Sabun juga belum banyak yang menggunakannya sebagai pembersih tubuh.

Tahun 2800 SM

Pada tahun 2800 SM, sebuah benda yang disinyalir sebagai cikal bakal sabun ditemukan oleh para peneliti di Babilon Kuno. Diperkirakan sabun dibuat pertama kali oleh bangsa Babilonia, Mesopotamia, Mesir, Yunani dan Romawi. Bangsa Babilonia tidak sengaja mencampurkan lemak atau minyak dengan abu soda.

Pada masa itu, sabun belum digunakan untuk mandi. Sabun hanya digunakan untuk mencuci peralatan masak dan rumah tangga. Berdasarkan penelitian, sabun paling lama digunakan di dalam industri manufaktur tekstil untuk mencuci kain dan di dalam dunia medis.

Tahun 1550 SM

Perkembangan sabun pada masa ini tertulis dalam Ebers Papyrus, sebuah catatan medis mesir kuno tentang pengetahuan herbal. Bangsa mesir mencipatakan sabun dari campuran minyak nabati, lemak hewani dan alkali.

Tahun 600 SM

Menurut seorang penulis Roma, Pliny The Elder, pada masa ini sabun orang-orang Fenisia mulai menggunakan sabun. Mereka membuat sabun dari lemak kambing dan abu soda.

Sejarah Sabun Pada Awal Masehi

Pada masa ini sabun mulai mengalami perkembangan yang pesat. Salah satu peradaban yang mempengaruhi perkembangan sabun adalah peradaban islam. Sabun mulai diproduksi dengan berbagai jenis, bentuk dan sesuai dengan kegunaannya.

0-6 Masehi

Bangsa Romawi kuno berperan penting dalam pembuatan sabun pada masa ini. Sabun yang diciptakan berasal dari air seni. Sabun ini dikenal luas pada masa Kekaisaran Romawi.

Selain bangsa Romawi, bangsa Celtic juga membuat sabun dari lemak hewan dan abu. Produk sabun tersebut dinamakan ‘SAIPO’, awal dari nama ‘soap’ yang dikenal saat ini.

Sekitar abad ke 7 Masehi

Pembuatan sabun secara modern dimulai pada masa yang dikenal sebagai zaman pertengahan. Zaman pertengahan dikenal juga sebagai masa awal-awal kejayaan islam. Racikan sabun modern diciptakan oleh Al-Razi, seorang sarjana kimia Muslim asal Persia.

Pada masa itu, sabun diciptakan dari minyak zaitun dan minyak essensial. Kedua bahan tersebut diproduksi pertama kali pada kekhalifahan kedua. Formula utama sabun tersebut tidak pernah berubah, hanya saja beberapa bahan baku dasarnya digantikan oleh bahan kimia sintetis.

Sekitar abad ke 8 Sampai 15 Masehi

Pada masa ini sabun sudah ditambahkan dengan pewarna dan pewangi. Jenis sabun pun sudah mulai bervariasi, yakni sabun batangan dan sabun cair. Bahkan, sabun untuk mencukur kumis dan janggut sudah diciptakan.

Resep-resep pembuatan sabun pada masa itu banyak ditemukan di dalam kitab-kitab cendekiawan muslim. Salah satu kitab bahkan sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin dan menjadi referensi utama di beberapa universitas di Eropa. Hal tersebut menjadi bukti kemajuan dunia islam. Sedangkan dunia barat baru mengenal pembuatan sabun sekitar abad ke-16 atau ke-18. Itupun hanya sabun yang masih berbentuk bahan detergen.

Abad ke-20 M

Pada abad ke-20, sabun berkembang dengan pesat. Ditemukannya bahan-bahan dasar baru membuat jenis-jenis sabun pun mulai bertambah banyak. Di antaranya sabun pencuci piring, sabun cuci tangan, dan sabun pencuci baju.

Komponen Sabun

Komponen Dasar Pembuatan Sabun

Perlu digunakan bahan-bahan terpilih untuk menghasilkan sabun yang berkualitas. Komponen dasar sabun adalah campuran dari air, bahan alami dan bahan kimia yakni alkali. Bahan-bahan alami yang biasa digunakan sebagai bahan dasar sabun adalah berbagai jenis minyak.

Bahan-Bahan Alami Pembuat Sabun

Bahan-bahan alami pembuat sabun biasanya berasal dari minyak nabati dan hewani. Minyak nabati merupakan senyawa trigliserida yang merupakan campuran dari asam lemak dan gliserol. Minyak nabati diklasifikasikan menjadi minyak padat dan minyak cair.

Minyak padat adalah minyak yang dapat berubah menjadi padat pada suhu tertentu, sehingga harus dilelehkan terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan campuran sabun. Kandungan minyak padat akan membuat sabun menjadi keras. Minyak padat di antaranya adalah minyak kelapa, minyak kelapa sawit, cocoa butter, dan beeswax.

Berbeda dengan minyak cair. Minyak cair tidak membeku pada suhu tertentu. Selain itu, kandungan minyak cair akan menghasilkan sabun yang lembek. Minyak cair di antaranya adalah minyak zaitun, minyak jarak, minyak canola, minyak biji bunga matahari, minyak alpukat, minyak almond, minyak kemiri, minyak argan dan minyak jojoba.

Dilansir dari salah satu sumber, berikut ini bahan-bahan yang biasanya digunakan dalam proses pembuatan sabun.

Minyak Kelapa

Tekstur yang keras dan busa pada sabun dihasilkan oleh minyak kelapa. Oleh karena itu, minyak kelapa adalah salah satu komponen penting dalam pembuatan sabun. Namun, kandungan minyak kelapa di dalam sabun sebaiknya tidak terlalu banyak karena dapat menyebabkan kulit kering.

Minyak Kelapa Sawit

Ada dua bagian kelapa sawit penghasil minyak yang dapat digunakan sebagai bahan dasar sabun. Satu Buah kelapa sawit dan bijinya. Minyak yang berasal dari biji kelapa sawit lebih sering disebut dengan Minyak Inti Kelapa Sawit.

Minyak kelapa sawit dapat menghasilkan sabun yang keras dan tahan lama. Tetapi, minyak kelapa sawit yang digunakan terlalu banyak dapat mengurangi jumlah busa. Fungsi minyak inti kelapa sawit kurang lebih sama dengan minyak kelapa, sehingga sering dijadikan sebagai bahan penggantinya.

Cocoa Butter

Cocoa butter dihasilkan dari biji buah cokelat. Cocoa butter yang membuat tekstur sabun menjadi keras ini juga berfungsi melembutkan kulit. Dibandingkan dengan minyak-minyak yang dibahas sebelumnya, Cocoa butter memiliki harga yang lebih mahal.

Beeswax

Selain madu, produksi lain dari lebah adalah beeswax. Beeswax adalah bahan baku yang biasa digunakan untuk membuat pomade.

Minyak Zaitun

Minyak Zaitun sangat bagus untuk dijadikan bahan dasar pembuatan sabun. Jenis-jenis minyak zaitun di antaranya adalah extra virgin, pomace, pure, dan extra light. Semua jenisnya sudah banyak digunakan untuk perawatan kulit. Tetapi, jenis yang paling sering digunakan sebagai bahan pembuat sabun adalah jenis pomace. Hal itu dikarenakan jenis pomace memiliki harga yang lebih terjangkau.

Minyak zaitun memiliki khasiat menetrasi kulit yang lebih baik dari jenis minyak lainnya. Tidak membuat pori-pori tersumbat dan membuatnya lebih kencang. Jenis sabun yang menggunakan 100% minyak zaitun dikenal dengan nama Castile Soap.

Minyak Jarak (Castor Oil)

Castor oil terbuat dari buah pohon jarak. Minyak ini memiliki khasiat menjaga kelembapan kulit dan dapat menghasilkan busa yang banyak pada sabun. Hanya saja, kandungan minyak jarak yang terlalu banyak akan membuat sabun terlalu lembek dan wanginya akan mendominasi.

Minyak Bunga Matahari

Biji bunga matahari kaya akan vitamin E. Kandungan tersebut berkhasiat mencegah penuaan dini dan memperbaiki sel-sel kulit yang rusak. Selain itu, harga minyak bunga matahari lebih terjangkau daripada minyak zaitun.

Minyak Canola

Minyak Canola memiliki khasiat yang hampir sama dengan minyak zaitun. Namun, harganya lebih terjangkau. Agar menghasilkan sabun yang berkualitas, minyak Canola harus dicampurkan dengan minyak padat lain.

Bahan Kimia Pembuat Sabun

Bahan kimia yang digunakan untuk membuat sabun adalah akali. Pada umumnya, jenis alkali yang digunakan adalah NaOH dan KOH. Sabun batang atau padat menggunakan NaOH, sedangkan sabun cair menggunakan senyawa KOH.

Bahan Tambahan dalam Sabun

Pewangi

Sabun memiliki aroma yang harum karena ditambahkan dengan pewangi dalam proses pembuatannya. Pewangi alami sabun biasanya berupa minyak essensial dari berbagai tumbuhan. Selain pewangi alami, juga dapat digunakan pewangi sintetis.

Pewarna

Sabun ditambahkan bahan pewarna agar lebih menarik bagi konsumen. Namun, pastikan pewarna yang digunakan adalah tipe pewarna khusus makanan atau kosmetik. Bahan pewarna yang digunakan biasanya berupa karbon aktif, coklat bubuk, titanium oksida dan lain-lain.

Pelembab

Pelembab biasanya ditambahkan agar sabun dapat lebih melembapkan kulit atau menjadi moisturizer. Penambahan pelembab juga dapat mengaktifkan kandungan alkali agar semuanya bereaksi. Minyak yang digunakan sebagai pelembab antara lain minyak alpukat, almond, argan dan jojoba.

Eksfoliator

Eskfoliator adalah bahan-bahan tambahan yang membuat sabun bertekstur kasar atau dapat menjadi scrub. Eksfoliator berfungsi mengangkat sel-sel kulit mati sehingga kulit menjadi lebih lembut. Bahan-bahan yang biasanya menjadi eksfoliator di antaranya: kopi, garam, clay, gandum, dan masih banyak lagi.

Susu

Susu bermanfaat melembapkan kulit. Selain itu, susu juga dapat digunakan sebagai pengganti air untuk melarutkan alkali. Susu yang diguanakan biasanya susu sapi atau susu kambing.

Madu

Hampir sama dengan susu, madu juga dapat melembapkan kulit. Aroma madu juga dapat dijadikan sebagai pewangi alami sabun.

Karakteristik dan Sifat Sabun

Karakteristik dan sifat sabun dipengaruhi oleh kandungan asam lemaknya. Kemampuan sabun untuk membersihkan, tingkat kekerasan dan busa yang melimpah dipengaruhi oleh kadar Asam Laurat dan Asam Miristat. Kemampuan sabun untuk melembabkan, tekstur sabun yang lembut, tingkat oksidasi dan kadaluarsa sabun yang relatif cepat dipengaruhi oleh Asam Linoleat dan Asam Stearat. Asam Oleat dan Asam Risinoleat berkhasiat melembabkan, memperbanyak busa dan tingkat kadaluarsanya lebih lama. Asam Palmitat dan Asam Stearat mempengaruhi tekstur, menghasilkan busa yang lembut dan memiliki tingkat kadaluarsa yang panjang.

Jenis asam yang paling sering digunakan dalam pembuatan sabun, kosmetik dan produk-produk perawatan tubuh adalah Asam Stearat. Asam jenis ini memiliki manfaat menambah kekerasan produk dan membuat produk lebih tahan lama.

Jenis-Jenis Sabun

Saat ini sabun tersedia dalam berbagai jenis dan formula. Perbedaan tiap sabun dapat dilihat dari kejernihannya, formulanya, bentuk fisik dan kegunaannya yang disesuaikan dengan jenis kulit penggunanya. Dilansir dari adevnatural.com, berikut ini jenis-jenis sabun yang sering anda temui di toko-toko.

Jenis-Jenis Sabun Berdasarkan Kejernihan

Sabun transparan

Tingkat kejernihan sabun ini sangat tinggi. Bahkan, saking jernihnya. Sabun ini dapat ditembus oleh cahaya matahari.

Sabun semi transparan

Sabun jenis ini dikenal juga dengan sabun translucent. Tingkat ketransparanan sabun ini tidak sejernih sabun transparan, tetapi juga tidak sepekat sabun opaque.

Sabun opaque

Sabun ini adalah jenis sabun yang paling sering dan mudah ditemui di pasaran. Banyak sabun yang tersedia di transparan dijual dalam bentuk sabun opaque.

Jenis-Jenis Sabun Berdasarkan Komponen dan Fungsinya

Sabun alami

Sabun jenis ini terbuat dari bahan-bahan alami. Meskipun, tetap menggunakan senyawa alkali, kadarnya sangat rendah dan didominasi oleh bahan-bahan yang alami.

Sabun scrub

Sabun scrub mengandung bahan-bahan tambahan yang dapat menjadi eksfoliator. Sabun ini memiliki kemampuan untuk mengurangi sel-sel kulit mati dan kotoran yang tinggi

Sabun Jerawat

Sabun ini mengandung bahan aktif yang berkhasiat mengatasi keluhan jerawat. Sabun jerawat biasanya berbahan dasar air, alkohol, benzoyl peroxide, dan gliserin.

Sabun busa

Sabun ini memiliki kandungan foam agent yang dapat menghasilkan banyak busa. Sabun busa biasanya banyak digunakan untuk berendam dan relaksasi.

Jenis Sabun Berdasarkan Bentuknya

jenis-jenis sabun berdasar bentuknya

Sabun batang

Sabun batang berbentuk padat dan akan menghasilkan busa ketika digosok atau diusapkan ke kulit. Sabun ini merupakan sabun yang paling sering digunakan untuk mandi. Sabun padat dihasilkan dari campuran NaOH dan minyak.

Dilansir dari alodokter.com, sabun batang memiliki kandungan sodium hidroksida yang dapat membersihkan tubuh dari kotoran. Namun, kandungan tersebut juga dapat membuat kulit menjadi kering. Sabun batang biasanya juga tidak menggunakan pewangi sebanyak sabun cair dan teksturnya lebih lembut.

Sabun Cair

Campuran minyak dan KOH akan menghasilkan sabun cair. Sabun cair biasanya digunakan di area-area publik karena terkesan lebih higienis.

Sabun Krim dan Gel

Banyak sabun pencuci wajah yang berbentuk krim dan gel. Meskipun, sabun pencuci baju dan piring juga banyak yang berbentuk krim dan gel. Menurut sumber ini, biasanya sabun gel lebih banyak mengandung pewangi dibandingkan jenis sabun lainnya.

Sabun Serbuk

Sabun ini sebenarnya termasuk jenis sabun padat, hanya saja berukuran lebih kecil. Sabun berbentuk serbuk yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah sabun pencuci baju atau deterjen.

Jenis-Jenis Sabun Sesuai Jenis Kulit

Kulit Kering

Anda yang memiliki kulit kering, lebih baik jika menggunakan sabun yang mengandung pelembap alami dan tanpa kandungan pewangi atau alkohol. Misalnya, sabun yang mengandung minyak bunga matahari, minyak zaitun, cocoa butter, petrolatum, lanolin. Sebaiknya hindari juga sabun dengan kandungan deterjen, antibakteri, sodium hidroksida dan alkali yang tinggi. Kandungan sodium hidroksida biasanya dimiliki oleh sabun batang. Kandungan-kandungan tersebut dapat mengurangi produksi minyak alami kulit.

Kulit Berminyak

Bakteri cenderung lebih mudah berkembang pada kulit berminyak. Oleh karena itu, gunakanlah sabun yang tepat. Contohnya, sabun yang memiliki kandungan antibakteri, berbahan alami dan lembut. Sabun dengan kandungan gandum, gliserin, benzoyl peroxide dan tanpa deterjen sangat baik dicoba untuk kulit berminyak.

Kulit Sensitif

Pemilik kulit sensitive disarankan untuk menggunakan sabun dengan sedikit atau sama sekali tanpa pewangi, bebas deterjen dan memiliki kandungan pH yang seimbang. Jangan gunakan sabun dengan kandungan antibakteri dan deodorant karena keduanya mengandung zat yang dapat mengiritasi kulit. Beberapa kandungan pewangi juga tidak semua bisa ditolerir oleh kulit sensitif. Sabun bayi sangat cocok untuk digunakan oleh Anda yang memiliki kulit sensitif. Namun, agar lebih aman, pemilik kulit sensitif lebih baik berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter sebelum menggunakan sebuah produk sabun.

Kulit Kombinasi

Pemilik kulit kombinasi harus benar-benar teliti dalam menggunakan sabun. Pada bagian kulit yang terasa kering, sabun yang digunakan lebih baik jika memiliki kandungan pelembap. Sementara itu, bagian kulit yang terasa berminyak lebih baik menggunakan sabun yang mengandung benzoyl peroxide.

Rekomendasi Jasa Maklon Sabun

Jika anda tertarik untuk memiliki produk sabun dengan merk anda sendiri, mudah saja. Anda dapat menghubungi PT.Adev Natural Indonesia di nomor kontak adev natural. Sebagai Jasa Maklon Kosmetika terpercaya, PT.Adev Natural Indonesia juga memproduksi sabun dengan bahan-bahan pilihan. Selain itu, produk anda juga langsung akan didaftarkan ke BPOM. Produk anda menjadi legal dan jelas kehalalannya.

5/5 - (21 votes)

Satu pemikiran pada “Sabun: Pengertian, Sejarah, Kandungan Bahan, Jenis Sabun”

Tinggalkan komentar